Murot, Mewek, Wadul, Bimen (atas), Paymin (bawah), Anyuns dan Bisu di puncak Gunung Gede tanggal 17 Nopember 2012 pukul 12.00 WIB
Salam Rimba! Salam Lestari!
Setelah melakukan persiapan kurang lebih selama 2 minggu, tujuh orang anggota muda Khauf yang berasal dari angkatan Elang Buana berhasil menaklukan puncak Gunung Gede pada tanggal 17 Nopember 2012. Tujuh anggota Elang Buana tersebut adalah Aep "Bimen" Saepulloh, Dian "Anyuns" Oktaviani, Ermawati "Mewek" Dewi, Muhammad "Bisu" Iqbal, Haryono "Murot" Anwar, Arief "Wadul" Rachman Hakim dan Fadil "Paymin" Ilham. Kegiatan ini diketuai oleh Saudari Anyuns sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Pendidikan Lanjut (Diklan) KHAUF.
Berikut adalah cerita panjang tentang perjalanan tujuh Elang Buana menaklukan Gunung Gede.
....
Hari Jum'at tanggal 16 Nopember 2012 pukul 02.30 WIB, perjalanan menuju puncak Gunung Gede dimulai. Gunung yang terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini akan kami masuki dari pintu masuk Gunung Putri. Hal ini idlakukan karena kawasan pintu masuk Cibodas yang merupakan tempat pengurusan izin masuk ke taman nasional ini sedang mengalami renovasi. Di antara dua jalur yang tersedia, yaitu Gunung Putri dan Salabintana, kami memilih untuk masuk melalui Gunung Putri karena medan yang disediakannya lebih mudah untuk dilalui dibandingkan jalur Salabintana.
Gambar di atas adalah gambar tentang jalur dan durasi pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangrango dari semua jalur. Gambar ini kami dapatkan dari salah satu warung yang terletak sebelum Pos I jalur masuk Gunung Putri. Setelah melakukan perjalanan, durasi untuk melakukan perjalanan dari Pintu Masuk Gunung Putri sampai Alun-Alun Timur Suryakenchana memakan waktu lebih dari yang disebutkan di gambar ini. Dari sini kami menyadari bahwa durasi tersebut adalah durasi untuk perjalanan yang tidak diselingi dengan istirahat dan dengan stamina yang prima. Hal in terbukti dari lamanya perjalanan kami yang memakan waktu sampai 8 jam perjalanan untuk sampai di Alun-Alun Timur Suryakenchana.
Deretan pohon-pohon bunga edelweiss yang belum mekar sempurna menyambut kedatangan kami di Alun-alun Timur Suyakenchana. Para pendaki yang datang lebih awal telah membuat tenda mereka. Banyak diantara mereka yang berfoto di padang stepa tersebut. Saat itu cuaca sangat lembab dan sesekali kabut turun menutupi tempat ini. Pemandangan indah ini merupakan "oase" bagi kami yang melakukan perjalanan dengan cukup lama dan melelahkan.
Kami bergegas mendirikan perkemahan agar kami lebih cepat mendapatkan keamanan dan kenyamanan mengingat saat itu sudah siang dan langit mulai mendung. Kami membagi tugas dan melakukan tugas kami masing-masing. Beberapa saat kemudian, perkemahan yang terdiri dari tiga buah tenda dan satu buah dapur yang ditutupi oleh flysheet besar sukses kami buat. Flysheet ini berguna untuk melindungi tenda kami dan sebagai sarana pengumpul air hujan. Benar saja, beberapa saat setelah perkemahan rampung, badai yang terdiri dari hujan deras dan angin besar melanda Alun-Alun Timur Suryakenchana. Kami pun mencoba berlindung dan berencana melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Gede pada esok pagi.
Setelah menghabiskan sarapan kami, kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan kami ke puncak Gunung Gede. Kami hanya membawa bekal makan siang dan peralatan pelindung hujan saja. Hal ini dilakukan agar perjalanan kami aman dan tidak terlalu melelahkan. Perkemahan kami tinggalkan dan kami pastikan dalam keadaan aman terlebih dahulu.
Kami menyempatkan untuk berfoto di tengah Alun-Alun Timur Suryakenchana yang ditutupi oleh kabut tebal. Perjalanan dari Alun-Alun Timur Suryakenchana menuju Alun-Alun Barat Suryakenchana yang merupakan pintu masuk menuju puncak Gunung Gede kami lakukan dalam waktu hampir setengah jam.
Akhirnya setelah melakukan perjalanan kurang lebih satu jam dari Alun-Alun Barat Suryakenchana, kami sampai di Puncak Gede Pangrango. Setelah diterjang hujan lebat selama satu jam lebih, kami langsung melakukan agenda terpenting yang mesti kami lakukan di puncak itu : berfoto. Dengan bangga, kami berfoto bersama Bendera KHAUF. Mengibarkan bendera KHAUF di ketinggian 2958 mdpl merupakan suatu kebanggaan tak ternilai dalam hidup kami.
Sampai di perkemahan, kami bergegas untuk berkemas/packing. Kami memulai perjalan pulang menuju Gunung Putri pada pukul 14.30 WIB. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih empat jam, kami sampai di Gunung Putri dan bersiap-siap untuk kembali ke Kota Kembang, Bandung.
Terima kasih Gunung Gede. Pengalaman yang telah kau berikan akan selalu menjadi cerita yang penuh kesan dan kenangan dalam hidup kami. Dengan ini, serangkaian gunung lain yang belum kami kunjungi menjadi patut dan layak untuk kami taklukkan.
Salam Rimba! Salam Lestari!
Juru Kamera : Arief "Wadul" Rachman Hakim
Juru Tulis : Aep "Bimen" Saepulloh
1 komentar:
naek bareng seluruh anggota rame nyak kayakna... hoyong eum
Posting Komentar