.

.
Jumat, 21 Juni 2013



          Makanan yang manis memang selalu mengundang kita untuk memakannya. Apalagi ketika kita merasa butuh tenaga. Bahkan ada anggapan bahwa makanan yang manis, bahkan terlalu manis, akan menambah atau mengembalikan tenaga kita ketika kita beraktifitas. Namun, apakah benar seperti itu?
          Mengutip artikel dari http://life.viva.co.id, Direktur Pengendalian Pentakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Dr. Ekowati Rahajeng memaparkan bahwa gula sebenarnya diperlukan tubuh untuk proses metabolisme. Namun ketika kadarnya dalam tubuh berlebihan maka metabolisme akan bekerja lebih banyak. Beliau mengatakan bahwa glukosa yang berlebihan yang diterima oleh tubuh dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori dan pengeluaran energi menurun sehingga menyebabkan obesitas dan akhirnya menjadi diabetes melitus.Diabetes melitus sering kita kenal dengan penyakit kencing manis.
          Bukan hanya itu, diabetes yang tak terkontrol juga berisiko mengganggu organ tubuh lain. Pada jantung, akan ada penumpukkan kadar gula darah dalam pembuluh darah yang dapat menyumbat aliran darah menuju jantung. Sementara pada ginjal, kadar gula yang meningkat membuat ginjal tak mampu menyaring zat-zat dalam tubuh. Di samping itu, kelebihan gula dapat menyebabkan karies gigi, mudah lelah, sering mengantuk, hingga sulit berkonsentrasi. Keadaan seperti ini tentunya tidak dapat kita katakan sebagai "penambahan atau pengembalian tenaga" malah membuat kita tetap lemas dalam beraktivitas.
          Untuk mencegah hal itu terjadi, karena kita tidak ingin tubuh kita tidak mendukung aktivitas kita, kita harus membatasi pemasukan makanan manis sesuai dengan kadar yang peru diterima oleh tubuh. Batas konsumsi gula telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan RI, yakni  50 gram atau 4 sendok makan gula per hari per individu.

0 komentar: